Ad Code

perkembangan ilmu pengetahuan pada masa dinasti umayyah

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam Dinasti Umayyah


BAB I

PENDAHULUAN



1.1     Latar Belakang



Perkembangan sejarah pendidikan dari masa kemasa selalu mengalami progres yang berdampak baik bagi perkembangan intelektual masyarakat Islam pada saat itu sampai sekarang. Pendidikan terus mengalami perkembangan dari masa Rasulullah, masa Khulafa Ar-Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abasiyyah, bahkan dinasti-dinasti kecil yang muncul diantara dinasti keduanya dan semakin berkembang pula setelah masa pembaharuan pendidikan Islam.

Seiring dengan itu pendidikan pada periode Dinasti Umayyah telah ada beberapa lembaga seperti, Kuttab, Masjid dan Majelis Sastra.  Materi yang diajarkan bertingkat-tingkat dan bermacam-macam.  Metode pengajarannya pun tidak sama.  Sehingga melahirkan beberapa pakar ilmuan dalam berbagai bidang tertentu, selain itu pada masa ini juga terjadi pergolakan politik untuk memperluas wilayah kekuasaan. Semua itu berdampak kepada pola pendidikan Islam pada masa itu, mulai dari adanya perbedaan kurikulum antara murid yang sekolah di Khuttab dengan murid yang sekolah di sekolah Istana dan lain sebagainya.

Pada masa Dinasti Umayyah pola pendidikan Islam senantiasa berusaha untuk bisa lebih  maju dari pendidikan Barat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah kegiatan penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, berkembangnya lembaga pendidikan serta kurikulum dan metodenya, berkembangnya ilmu pengetahuan, serta berkembang pula gerakan-gerakan ilmiah yang belum digalakkan pada masa-masa sebelumnya.



1.2     Rumusan Masalah



1.      Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Khulafaur Rasyidin ?

2.      Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Dinasti Umayyah.

3.      Apa saja ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah?

4.      ilmu apa saja dan siapa tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah?

5.      Tokoh/Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Umayyah

6.      Pemikiran Tokoh Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah



1.3   Tujuan



1.      Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Khulafaur Rasyidin

2.      Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada Dinasti Umayyah

3.      Mengetahui ilmu pengetahuan yang muncul pada Dinasti Umayyah

4.      Mengetahui ilmu dan tokohnya yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah

5.      Mengetahui Tokoh/Ilmuwan Pada Masa Bani Umayyah

6.      Mengetahui Pemikiran tokoh Pendidikan pada Masa Daulah Bani Umayyah



1.4     Manfaat



1.  Bagi Penulis

a.  Dapat mengetahui bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu

b.  Dapat mengetahui ilmu dan tokoh ilmu pengetahuan yang muncul pada masa itu

c.  Dapat mengetahui karakteristik pendidikan pada masa itu

d.  Dapat mengetahui tempat-tempat pendidikan pada masa itu



2.  Bagi Pembaca

a.  Menambah luas wawasan sejarah islam pada zaman dahulu.

b.  Menumbuhkan semangat tinggi dalam belajar.

c.  Memotifasi buat siswa untuk berkarya tulis.



3.  Bagi Guru

a.  Mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam membuat makalah.

b.  Menyukseskan kegiatan belajar mengajar.



BAB II

 PEMBAHASAN



2.1     Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Khulafaur Rasyidin



                   Pada masa ini sering disebut dengan masa klasik awal (650 M – 690 M).Pada masa klasik awal ini, merupakan peletakan dasar-dasar peradaban Islam yang berjalan selama 40 tahun. Seperti halnya perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Rasulullah, bahwa diantara kemajuan yang dicapai dibidang ilmu pengetahuan dan sains pada masa ini adalah terpusat pada usaha untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits Nabi, untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak, ibadah, mu’amalah dan kisah-kisah dalam Al-Qur’an.

Akan tetapi yang perlu dicatat bahwa, pada masa ini telah ditanamkan budaya tulis dan baca. Dengan budaya baca tulis maka lahirlah orang pandai dari para sahabat rasul, diantaranya Umar bin Khatab yang mempunyai keahlian dibidang hukum dan jenius pada ilmu pemerintahan, Ali bin Abi Thalib yang mempunyai keahlian dibidang hukum dan tafsir. Diantara ahli tafsir dimasa itu adalah khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu  Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-’Asy’ari dan Abdullah bin Zubair.Dan dari kalangan khalifah empat yang paling banyak dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW, sekaligus murid dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli bahasa atau penterjemah Al-Qur’an. Dia adalah sahabat yang paling pandai atau tahu tentang tafsir Al-Qur’an.Dia mempunyai biografi yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.



2.2     Perkembangan ilmu pengetahuan pada Dinasti Umayyah



            Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai masa perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini berlangsung selama 90 tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di Damaskus.

Pada masa ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sangat besar. Penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut;



1.      Ilmu pengetahuan bidang agama yaitu, segala ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.



2.      Ilmu pengetahuan bidang sejarah yaitu, segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.



3.      Ilmu pengetahuan bidang bahasa yaitu, segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, sharaf dan lain-lain.



4.      Ilmu pengetahuan bidang filsafat yaitu, segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantiq, kedokteran, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu itu.

Penggolongan ilmu tersebut dimaksudkan untuk mengklasifikasikan ilmu sesuai dengan karakteristiknya, semuanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya, karena satu ilmu tidak bisa berdiri sendiri.Sehingga ilmu pengetahuan sudah menjadi satu keahlian, masuk kedalam bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sitematika dan penyusunan.



2.3     Ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah



     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Bani Umayyah pada umumnya berjalan seperti di zaman permulaan Islam, hanya pada perintisan dalam ilmu logika, yaitu filsafat dan ilmu eksak.  Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini masih berada pada tahap awal. Para pembesar Bani Umayyah kurang tertarik pada ilmu pengetahuan kecuali Yazid bin Mua’wiyah dan Umar bin Abdul Aziz.  Ilmu yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syari’ah, ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing.  Kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan ini antara lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova, Granada, dan lain-lain, dengan masjid sebagai pusat pengajarannya.

Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah dapat diuraikan sebagai berikut :



a.       Al Ulumus Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an dan sebagainya.



b.      Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an, menafsirkan dan memahaminya.



c.       Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.



d.      Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang dinisbahkan kepada cara membaca yang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qiraat, yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Na’im (169 H).



e.       Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al Qur’an.  Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah.



f.       Ilmu Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah.  Diantara Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123 H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As Sya’by (w. 104 H).



g.       Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam berbagai posisinya.  Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara Islam.  Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H).  Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.



h.      Ilmu Bumi (al- Jughrafia).  Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang membahas tentang keadaan letak wilayah.  Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru dalam tahap merintis.



i.        Al-Ulumud Dakhilah, yaitu ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan disempurnakannya untuk kepentingan kebudayaan Islam. Diantara ilmu asing yang diterjemahkan itu adalah ilmu-ilmu pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 86 H).



2.4.   Tokoh/Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Umayyah



Dalam sepak terjang yang dilakukan Bani Umayyah di bidang pendidikan Islam, banyak melahirkan para ulama yang ahli di bidangnya, mereka bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pendidikan, Dalam halini, Ulama memikul tugas mengajar dan memberikan bimbingan serta pimpinan kepada masyarakat. Ulama bekerja atas dasar kesadaran dan tanggung jawab agama, bukan atas dasar pengangkatan dan penunjukkan pemerintah

Diantara ulama yang menjadi pendidik sekaigus sebagai ilmuan pada waktu itu adalah:



a)  Seni Bahasa dan Sastra

Pada masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, bahasa arab digunakan sebagai administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang semakin luas dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat digunakan semua orang. Hal itu mendorong lahirnya seorang ahli bahasa terkemuka yang bernama Imam Syibawaihi, yang mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul al-Kitab. Disamping itu, pada pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia terdapat juga ahli bahasa yang terkenal, antara lain: Ibnu Malik pengarang kitab Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn Al-Haj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Garnathi, al-Farisi, al-Zujaj. Di bidang sastra juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan yang terkemuka, seperti:



a. Qays Bin Mullawah menyusun buku yang berjudul Laila Majnun, wafat pada tahun 699 M.

b. Jamil Al-Uzri (701 M)

c. Al-Akhtal (701 M)

d. Umar Ibn Abi Rubi’ah (719 M)

e. Al-Farazdaq (732 M)

f. Ibnu Al-Muqoffa (756 M)

g. Ibnu Al-Jarir (792 M)



b. Ilmu Tafsir

Ilmu tafsir memliki makna yang strategis, disamping karena luasnya faktor  kawasan Islam ke beberapa daerah luar Arab yang membawa konsekuensi lemahnya seni sastra Arab. Hal ini menyebabkan pencemaran bahasa Al-Qur'an dan makna Al-Qur'an yang digunakan untuk kepentingan golongan tertentu. Diantara tokoh-tokohnya adalah Mujahid, Athak bin Abu Rabah, Ikrimah, Qatadah, Said bin Jubair, Masruq bin al-Ajda', Wahab bin Munabbih, Abdullah bin Salam, Abd Malik Ibnu Juraid al-Maliki.  Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan, sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat nabi sekaligus paman nabi yang terkenal.



c. Ilmu Hadits

Perkembangan ilmu Hadits sendiri terjadi setelah diketahui banyaknya hadits palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik. Sebelumnya hadits hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut. Setengah sahabat dan para pelajar ada yang mencatat hadits-hadits itu dalam buku catatannya. Atas dasar itulah dirasa penting untuk menyusun atau mengumpulkan dan membukukan Hadits-hadits tertentu saja, yang dikira kuat dalam sanad dan matannya. Diantara para ahli hadits yang terkenal pada masa itu ialah Muhammad bin Syihab al-Zuhri, Hadits ada al-Zuhry, Abu Zubair Muhammad bin Muslim bin Idris.



d. Fiqih

 Pada periode Umayyah, telah melahirkan sejumlah mujtahid fiqih, terbukti ketika akhir masa Umayyah telah akhir tokoh madzhab seperti Imam Abu Hanifah di Irak dan Imam Malik Ibu Anas di Madinaah. Sedangkan Imam Syafi'i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal lahir pada masa Dinasti Abbasiyyah.Dan di bidang fiqih, Umayyah di Spanyol Islam menganut mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari mazhab Imam Maliki. Para Ulama yang memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya adalah Abu bakar ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm, kemudian abu bakar al quthiyah, munzir bin sa,if al-baluthi dan ibnu hazim.



e. ilmu kimia

Khalifah Yazid bin Muawiyyah seorang khalifah yang pertama kali meyuruh untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Beliau mendatangkan beberapa orang Romawi yang bermukim di mesir. Diantaranya  Maryanis seorang pendeta yang mengajarkan ilmu kimia.



f. Ilmu Kedokteran

Peduduk Syam di Zaman ini telah banyak menyalin bermacam ilmu ke dalam bahasa Arab, seperti: ilmu-ilmu kedokteran misalnya karangan Qais Ahrun dalam bahasa Suryani yang disalin ke dalam bahasa Arab Masajuwaihi.



g. Ilmu Filsafat

Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa abad ke 12 minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 selama pemerintahan bani umayyah. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Andalusia dalah Abu Bakr Muhammad bin al-Syaigh yang terkenal dengan nama Ibnu Bajjah. Karyanya adalah Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah Abu Bakr bin Thufail yang banyak menulis masalh kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh terbesar dalam bidang filsafat di Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova. Ia menafsirkan maskah – naskah aristoteles dan menggeltuti masalah – masalah menahun tentang keserasian filsafat agama.



h. Musik dan Kesenian

Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi yang berjuluk Zaryah. Dia juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering mengajarkan ilmunya kepada siapa saja sehingga kemasyhurannya makin meluas



2.5.      Pemikiran Tokoh Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah



Berikut ini nama-nama ilmuwan beserta bidang keahlian yang berkembang di Andalusia masa dinasti Bani Umayyah :



1. Abu Ubaidah Muslim Ibn Ubaidah al Balansi

- Astrolog

- Ahli Hitung

- Ahli gerakan bintang-bintang

Dikenal sebagai Shahih al Qiblat karena banyak sekali mengerjakan penetuan arah shalat.



2. Abu al Qasim Abbas ibn Farnas

- Astronom

- kimia

Ilmi kimia, baik kimia murni maupun terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran. Farmasi dan ilmu kedokteran telah mendorong para ahli untuk menggali dan mengembangkan ilmu kimia dan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan.



3. Ahmad ibn Iyas al Qurthubi

- Kedokteran

Hidup pada masa Khalifah Muhammad I ibn abd al rahman II Ausath



4. Yahya ibn Ishaq



Hidup pada masa khalifah Badullah ibn Mundzir



5. Abu Daud Sulaiman ibn Hassan



Hidup pada masa awal khalifah al Mu’ayyad



6. Abu al Qasim al Zahrawi

- Dokter Bedah

- Perintis ilmu penyakit telinga

- Pelopor ilmu penyakit kulit

Di Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al Tashrif li man ‘Ajaza ‘an al Ta’lif, dimana pada abad XII telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778 M) buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.



7. Abu Marwan Abd al Malik ibn Habib

- Ahli sejarah

- Penyair dan ahli nahwu sharaf

- wafat 238/852

- salah satu bukunya berjudul al Tarikh



8.Yahya ibn Hakam

- Sejarah

- Penyair



9.Muhammad ibn Musa al razi

- Sejarah

- wafat 273/886

- Menetap di Andalusia pada tahun 250/863



10. Abu Bakar Muhammad ibn Umar

- Sejarah

- Dikenal dengan Ibn Quthiyah

- Wafat 367/977

- Bukunya berjudul Tarikh Iftitah al Andalus



11. Uraib ibn Saad

- Sejarah

- Wafat 369/979

- Meringkas Tarikh al- thabari, menambahkan kepadanya tentang al Maghrib dan Andalusia, disamping memberi catatan indek terhadap buku tersebut.



12. Hayyan Ibn Khallaf ibn Hayyan

- Sejarah & sastra

- Wafat 469/1076

- Karyanya : al Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al Matin.



13. Abu al Walid Abdullah ibn Muhammad ibn al faradli.

- Sejarah

- Penulis biografi

- Lahir di Cordova tahun 351/962 dan wafat 403/1013.

- Salah satu karyanya berjudul Tarikh Ulama’i al Andalus

Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada peran para ulama dan sastrawan, diantaranya adalah :



1. Ali al Qali. Ia adalah seorang tokoh besar pada zamannya. Ia dibesarkan dan menimba ilmu Hadits, bahasa, sastra, Nahwu dan sharaf dari ulama-ulama terkenal di Baghdad. Pada tahun tahun 330/941 al Nashir mengundang beliau untuk menetap di Cordova dan sejak saat itu Ali mengembangkan ilmu Islam sampai wafatnya (358/696). Dari sekian banyak karya tulisnya yang bernilai tinggi, diantaranya adalah al Amalî dan al Nawâdir.



2.Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Ia adalah seorang ahli bahasa Arab, Nahwu, penyair dan sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al Af’âl dan Fa’alta wa Af’alât. Ia meninggal pada tahun 367/977.



3. Al Zabidi. Ia adalah guru dari Ibn Quthiyah. Al Zabidy sudah mengembangkan bahasa dan sastra di Andalusia sebelum adanya Ali al Qali. Bukunya yang terkenal adalah Mukhtashar al ‘Ain dan Akhbar al Nahwiyyîn.âîû

Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn Quthiyah.



4. Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini (269-319) dari Cordova dikenal sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di Andalusia.



Berikut ini Bibliografi beberapa sastrawan Andalusia :



1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih. Lahir di Cordova 246/860. ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungannya lebih banyak kepada sastra dan sejarah. ia berhasil menggubah syari-syair pujian (madah) bagi empat khilafah Umawiyah, sehingga ia mendapat kedudukan terhormat di istana. Pada masa al Nashir ia menggubah 440 bait syair dengan menggunakan bahan acuan sejarah. Pada masa tuanya, Abu Amr menyesali kehidupan masa mudanya, kemudian ia berzuhud. Oleh karenanya ia menggubah syair-syair zuhdiyyat yang ia himpun dalam al Mumhishât. Sebagian besar karya syairnya sudah hilang, sedangkan yang berupa prosa ia tuangkan dalam karyanya yang diberi nama al ‘Aqd al Fârid. Ia pada tahun 328/940 dalam keadaan lumpuh.



2. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382/992. Ia dikenal dekat dengan penguasa. Dengan keterlibatannya dengan kemelut politik, ia sering membuat syair-syair dalma rangka membesarkan atau menggulingkan seorang penguasa. Pada masa kekuasaan Hamudiyah penyair ini dipenjarakan dan menerima penghinaan serta penganiayaan yang berat. Ia dibebaskan dalam keadaan lumpuh sampai wafat pada tahun 427/1035. Karyanya dalam bentuk prosa adalah Risâlah al Tawâbi’ wa al Zawâbigh, Kasyf al Dakk wa Atsar al Syakk dan Hanut ‘Athar.



3. Ibn Hazm. Lahir pada tahun 384/994) merupakan penyair sufi yang banyak menggubah puisi-puisi cinta.



Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara lain :



a.    Hasan al-Basri dan Sulaiman bin Umar. Beliau adalah ahli fiqih dan ahli hadist yang selalu dimintai fatwa oleh khalifah Umar bin Abdul Azis tentang kebijaksanaannya.



b.   Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri (Ibnu Syihab az-Zuhri). Beliau adalah ahli hadis, pengumpul dan penulis hadis pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis.



c.  Wasil bin Atha’. Pendiri aliran Muktazilah ( berarti orang yang memisahkan diri), yaitu aliran dalam Islam yang lebih mementingkanakal fikiran dibandingkan dengan dalil naqli bertentangan dengan aliran Ahlus sunnah Wal Jama’ah, beliau adalah murid Hasan al-Basri setelah  berbeda pendapat dengan gurunya ia memisahkan diri.



BAB III

KESIMPULAN



Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai masa perkembangan peradaban Islam, yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini berlangsung selama 90 tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di Damaskus.

Pada masa ini penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut : Ilmu pengetahuan bidang agama, Ilmu pengetahuan bidang sejarah, Ilmu pengetahuan bidang bahasa, Ilmu pengetahuan bidang filsafat.

Beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah yaitu Bersifat Arab, Berusaha Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru Muncul, Perioritas Pada Ilmu-Ilmu Naqliyah Dan Bahasa, Menunjukkan Perhatian Pada Bahan Tertulis  Sebagai Media Komunikasi, Membuka Pengajaran Bahasa-Bahasa Asing, dan Menggunakan Surau (Kuttab) dan Masjid Tempat-tempat pendidikan pada Dinasti Umayyah antara lain khuttab, masjid, majelis sastra, pendidikan istana, dan pendidikan badiah.



Pemikiran pendidikan Islam pada masa umayyah tampak dalam bentuk nasehat-nasehat khalifah kepada pendidik anak-anaknya, yang memenuhi buku sastra, yang menunjukan bagaimana teguhnya mereka berpegang pada tradisi Arab dan Islam. Salah satu nasehat tersebut adalah nasehat Abdul Malik bin Marwan kepada pendidik anknya, “ hendaklah pendidik mendidik akal, hati, dan jasmani anak-anak.

            Pemikiran pendidikan islam pada masa Umayah  ini juga tersebar pada beberapa tulisan para ahli nahwu, sastra, hadis, dan tafsir. Pada masa ini para ahli tersebut mulai mencatat (modifikasi) ilmu-ilmu bahasa, sastra dan agama.

Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada peran para ulama dan sastrawan, diantaranya adalah:



1. Ali al-Qali

2. Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar

3. Al Zabidi.

4. Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn Quthiyah.

5. Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini (269-319) dari Cordova dikenal sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di Andalusia.

Berikut ini  beberapa sastrawan Bani Umayyah di Andalusia :



1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih.

2. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.

3. Ibn Hazm.



Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara lain :



a.    Hasan al-Basri dan Sulaiman bin Umar.

b.   Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri (Ibnu Syihab az-Zuhri).

c.    Wasil bin Atha



DAFTAR PUSTAKA



Al Abrasi, Athiyya. 1993. Tarbiyah Al Islamiyah, Terjemahan Bustami A. Ghani. Jakarta: Bulan Bintang

Anwar, Saipul. Dalam PDF Karyailmiah, Pendidikan Islam Masa DinastiUmayah

Langgulung, Hasan. 1980. Pendidikan Islam Menghadapi Abad-21. Jakarta: Pustaka Al Husna

Langgulung, Hasan. 1998.  Asas-AsasPendidikan Islam. Jakarta: PustakaHusna

Langgulung, Hasan.  2001. Pendidikan Islam DalamabadKesatu. Jakarta: Al-HusnaZikra

Nizar, Samsul. 2008. SejarahPendidikan Islam Menelusuk Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta: kencana

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama atau IAIN di Jakarta. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam

Salabi, Ahmad.  1972. SejarahPendidikan Islam. Jakarta: BulanBintang

Sunanto, Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kencana

Taqiyuddin. 2008. "Sejarah Pendidikan Islam”. Bandung: Mulia Press.













Copyright@nadin-sani

Editor: ayo belajar bersama/ mediainstanbelajar.blogspot.com

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu