MAKALAH
NASIONALISME
JEPANG
Disusun oleh :
HAFILUDDIN
M.TAUFIQUR RAHMAN
MAHFUD
MAISUN
MAFLUHAH
NOER FAQOH
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Nasionalisme Jepang”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Nasionalisme Jepang ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasonalisme
B. Nasionalisme di Jepang
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap Negara
di dunia itu pasti memiliki sejarah masing-masing tentang kemerdekaannya, entah
itu atas perjuangan dari rakyatnya sendiri atau atas pemberian dari Negara lain
yang pernah menjajah. Nasionalisme
merupakan suatu proses pembentukan,
atau pertumbuhan bangsa-bangsa, suatu sentimen atau
kesadaran memiliki bangsa bersangkutan, suatu bahasa dan simbolisme
bangsa, suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan. Nasionalisme
sebenarnya boleh didefinisikan sentimen kecintaan terhadap sebuah negara. Sentimen itu hanya ditumpukan kepada satu negara bangsa saja yang dapat
mendorong kepada keinginan untuk berjuang mebebaskan tanah air dari cengkaman
kuasa asing.
Semangat nasionalisme ini wujud hasil daripada keinginan untuk menebus perubahan bangsa serta membentuk nasib dan masa depan sebuah bangsa dan Negara.
Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan individu dan negara
dari cengkaman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing. Oleh karena
itu perlu dibahas masalah Nasionalisme suatu Negara, agar para rakyatnya dapat
mengerti akan perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
negaranya.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana definisi dari Pengertian Nasonalisme ?
2. Bagaimana nasionalisme dijepang ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nasonalisme
NASIONALISME nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta tehadap
bangsanya yang tinggi namu tidak merendahkan bangsa lain dalam artian dia
sangat mecintai negara,tanaha airnya yang sangat kuat namun tetap menjunjung
tinggi nilai nilai toleransi terhadapa negara laain ( tidak merendahkan)
Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan“isme” yaitu paham
kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air;
memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki
rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air,
sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuanNasionalisme berasal dari kata
“nasional” dan“isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran
dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara
kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan
kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan
kesatuan
Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap
politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan
demikian, merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antara manusia yang
didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kesukuan.
B. Nasionalisme di Jepang
a. Masa Keshogunan
Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan
politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik
isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh
para penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya
pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat). Selama Jepang
menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan
industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang.
industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang.
Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah
pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853,
mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan
Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau
membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional. Pemerintah
Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta
rombongan kembali ke Amerika.
Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya
mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (1853–1858) untuk
menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan
Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah
politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing.
Sejak saat itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat.
Yang menjadi sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun.
Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar
Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar
Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli
1912.
b. Nasionalisme Jepang
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan
Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya
nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan
Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal,
seperti berikut:
1)
Akan dibentuk parlemen.
2)
Seluruh bangsa harus
bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3)
Adat istiadat yang kolot
dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan.
4)
Semua jabatan terbuka
untuk siapa saja.
5)
Mendapatkan ilmu
pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan negara.
Untuk mencapai cita-cita tersebut maka Meiji Tenno melaksanakan pembaharuan
(restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan Meiji
Restorasi. Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik,
ekonomi, pendidikan dan militer.
1) Bidang Politik
Langkah pertama yang diambil oleh Meiji Tenno ialah memindahkan ibu kota
dari Kyoto ke Yedo yang kemudian diganti menjadi Tokyo (yang berarti ibu kota
timur). Selanjutnya, diciptakan bendera kebangsaan Jepang Hinomoru dan dan lagu
kebangsaan Jepang, Kimigayo. Shintoisme dikukuhkan sebagai agama nasional.
Jabatan shogun dan daimyo dihapuskan (1868) dan samurai dibubarkan. Para daimyo
kemudian diangkat menjadi pegawai negeri, sedangkan para samurai dijadikan
tentara nasional. Di bawah pimpinan Ito Hirobumi (kemudian dikenal Bapak
Konstitusi Jepang) pada tahun 1889 berhasil disusun konstitusi Jepang.
2) Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi, meliputi bidang pertanian, perindustrian, dan perdagangan, namun yang paling berhasil di
bidang perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat berkat dumping
policy. Di bidang industri muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu yang
terdiri atas keluarga Mitsui, Mitsubishi, Sumitomo, dan Jassuda.
3) Bidang pendidikan
Sistem pendidikan di Jepang meniru sistem pendidikan Barat. Dasar moral yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoisme dan Budhisme. Pada tahun 1871, dibentuklah Departemen Pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1872 dikeluarkan Undang-Undang Pendidikan yang
mewajibkan belajar untuk anak-anak umur 6–14 dan bebas uang sekolah. Sistem
pendidikannya semimiliter.
4) Bidang Militer
Dalam pembaharuan angkatan perang yang mempunyai peranan besar ialah
keluarga Choshu dan Satsuma. Keluarga Choshu menangani pembaharuan Angkatan
Darat dengan mencontoh Prusia (Jerman), sedangan keluarga Satsuma menangani
pembaharaun Angkatan Laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan dengan
modernisasi angkatan perang ini dihidupkan kembali ajaran bushido sebagai jiwa
kemiliteran.
c. Jepang Muncul sebagai
Negara Imperialis
Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara
Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara
Barat. Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperti
negara-negara Barat. Faktor-faktor yang mendorongnya:
1)
Adanya pertambahan
penduduk yang cepat.
2)
Adanya perkembangan
industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan mentah.
3)
Adanya pembatasan migran
Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat.
4)
Pengaruh ajaran Shinto
tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga), di mana Jepang terpanggil untuk
memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-Pasifik).
Ambisi imperialisme Jepang
menyebabkan Jepang terlibat dalam peperangan. Untungnya, dalam setiap
peperangan Jepang selalu mendapatkan kemenenangan. Perang Cina–Jepang I
(1894–1895) dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki
(1895). Hasilnya, Jepang memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang
Rusia–Jepang (1904–1905) dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan
Perjanjian Portsmouth (1905). Hasilnya Jepang mendapatkan Shakalin Selatan dan
menggantikan posisi Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini memberikan
pengaruh yang besar bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia dan
Afrika. Dalam Perang Dunia I, Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak
kepada Sekutu. Jepang berhasil menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun
di Pasifik. Itulah sebabnya setelah perang berakhir dengan kekalahan di pihak
Jerman, Jepang memperoleh daerah bekas jajahan Jerman, seperti Shantung (di
Cina), Kepulauan Marshal, Mariana, dan Caroline (di Pasifik). Dengan demikian,
sampai dengan berakhirnya Perang Dunia I, Jepang telah berhasil menguasai
banyak daerah. Jepang telah muncul menjadi negara besar (the great powers)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis
berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran
sebagai bangsa. Nasionalisme muncul dibelahan negara-negara dunia. Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan
kebebasan individu dan negara dari cengkaman dan kongkongan pemerintah dan
kuasa asing
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang
disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji
Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tanggal
6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah Setia) menuju
Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut.
B.
SARAN
Sebagai
manusia yang tidak lepas dari berbagai kekurangan kai sadar makalah ini sangat
jauh dari kesempurnaan, untuk itu mohon bantuan serta kritik dan sarannya agar
bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah di waktu yang selanjutnya. Untuk
kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
0 Komentar