PEMBANGUNAN EKONOMI
Makalah Pembangunan Ekonomi
KATA
PENGANTAR
Puji syukur tak henti-hentinya kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “PEMBANGUNAN EKONOMI”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah Pembangunan
Ekonomi ini. Kami menyadari bahwa Makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pembangunan Ekonomi
2.
Teori Pembangunan Ekonomi
3.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
4.
Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan
Ekonomi
5.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan
Ekonomi
6.
Manfaat Pembangunan Ekonomi
7.
Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang
8.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Selama ini banyak
negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum
terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan
tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat
pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan
kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya
cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut
dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini
memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti
dari pembangunan.
Pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun
ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan
ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu
mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian
industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa
perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan
berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan
ruasa jalan.
B.
Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini antara lain:
1.
Apakah pembangunan ekonomi itu?
2.
Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori
pembangunan ekonomi?
3.
Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi
itu?
4.
Ada berapa factor yang terjadi pada ukuran
keberhasilan pembangunan ekonomi?
5.
Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan
ekonomi suatu negara?
6.
Apa saja manfaat pembangunan ekonomi?
7.
Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari
negara sedang berkembang?
8.
Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi?
C.
Tujuan dan Manfaat.
Tujuan kami
membuat makalah mengenai “Pembangunan Ekonomi” ini adalah guna memenuhi tugas mata pelajaran kami. Manfaat penulisan makalah
ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan para pembaca tentang bagaimana
pembahasan pembangunan ekonomi dari berbagai tokoh ekonomi, serta apa saja
kelemahan dan faktor yang mempengaruhi pengembangan ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pembangunan Ekonomi.
Menurut Adam
Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan
penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam Lepi T.
Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional
yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap
masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan
ekonomi menurut Irawan (2002:5) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf
hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan
riil perkapita.
Prof. Meier
(dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses
kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus
melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik
yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung
dalam jangka panjang.
Pembangunan
ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat empat unsur penting
yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
a.
Pembangunan sebagai suatu proses.
Pembangunan
sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang
harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai
lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui
tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani
tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
b.
Pembangunan sebagai perubahan sosial.
Masyarakat
sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara langsung atau tidak
langsung perubahan sosial akan berdampak pada kelancaran pembangunan atau
bahkan menghambat pembangunan di Indonesia.
c.
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan pendapatan perkapita.
Sebagai suatu
usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.
d.
Peningkatan pendapatan perkapita harus
berlangsung dalam jangka panjang.
Suatu
perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan
perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa
pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu
negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan
perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut
hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan
ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
2.
Teori Pembangunan Ekonomi.
Terdapat banyak ahli yang
mengemukakan teori pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
a.
Friedrich List (1844)
Friedrich List
sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang berpendapat bahwa
sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan
kata-kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat
terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan. Menurut
Friedrich List perkembangan ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada peranan
pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan.
Friedrich List
meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik produksi
atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah:
a)
Mengembara.
Ini adalah
bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tahap ini
adalah bahan makanan, yang jelas merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar
bagi suatu kehidupan. Bila bahan pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan
mencari yang lain di tempat yang lain pula dengan membawa serta hewan yang
masih mereka miliki atau belum habis dimakan. Dengan demikian mereka mempunyai
pola hidup mengembara dan dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi
kepada alam.
b)
Beternak.
Dalam
perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin banyak, baik karena
berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru. Pengalaman dan kebiasaan
ini secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan usaha peternakan.
c)
Pertanian.
Seiring dengan
berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh karena itu
kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat, sehingga
diperlukan jumlah bahan pangan yang semakin banyak pula. Dengan demikian jumlah
bahan pangan di suatu lokasi menjadi semakin cepat habis, dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
Oleh karena itu
pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan masyarakat tradisional
tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi alternatif. Maka
lama-kelamaan mulai dikenal kehidupan bercocok tanam (bertani) tradisional.Oleh
karena pertanian dalam arti luas meliputi pula usaha peternakan, maka tahap
ketiga ini disebut pertanian.
d)
Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi
demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama karena peningkatan
jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian adalah tetap, kalaupun
meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil khususnya dibandingkan dengan
peningkatan jumlah penduduk. Maka satu-satunya peluang penting untuk
menyeimbangkan demand dan supply produk pertanian ini adalah dengan memperbaiki
teknologi pertanian sehingga menghemat pemakaian lahan.
e)
Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang,
secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari pengalamannya, sehingga
teknologi produksi, baik di sektor pertanian, maupun di sektor rumah tangga,
dari waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah produk yang dihasilkan semakin
banyak, semakin beragam dan semakin canggih dan dengan cara yang semakin
efisien.
b.
Bruno Hildebrand (1864)
Bruno Hildebrand
mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris dia mengatakan
bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi
atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang
digunakan. Dia menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi
alat-alat tukar, yaitu:
a)
Perekonomian barter
Perekonomian
barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk perekonomian pertukaran yang
paling awal. Meskipun demikian dalam perekonomian modern dewasa ini masih
dijumpai barter tetapi terwujudnya sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan
zaman. Dalam perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional barang-barang
(atau jasa-jasa) dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak.
Salah satu
keterbatasan ssitem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah pihak
hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang yang
dipertukarkan tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk yang
dipertukarkan menjadi sangat terbatas, sementara waktu dan biaya yang
diperlukan untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif besar.
b)
Perekonomian uang.
Dalam
perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu media yang
disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan juga mengalami
perkembangan sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar. Dalam kepustakaan
teori ekonomi moneter dikenal 4 kegunaan uang berikut, dua yang pertama diantaranya
sangat mendasar sedang dua lainnya merupakan tambahan, yaitu: (a) alat tukar,
(b) alat penyimpan nilai/daya beli, (c) Satuan hitung, (d) Ukuran pembayaran
masa depan (hutang piutang).
c)
Kredit
Dalam setiap
transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam kenyataan jumlahnya selalu
terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak terbatas yang berimplikasi
kepada tidak terbatas pula kebutuhan terhadap uang.Dengan kata-kata lain uang
merupakan kendala dalam memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan ini,
maka kredit jelas merupakan suatu terobosan dalam mengatasi kelangkaan
persediaan uang untuk transaksi. Pengenalan kredit akan memperlancar kegiatan
transaksi, yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan konsumsi yang
dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
c.
Karl Bucher (1893)
Karl Bucher
mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi perekonomian di Jerman.
Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand dengan mengatakan bahwa
perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu:
1)
Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah
tangga).
Pada tahap ini
suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang mereka butuhkan, yang
dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti yang banyak dikenal pada
saat sekarang.Unit-unit produksi dengan sendirinya juga merupakan unit-unit
konsumsi. Dalam pada itu kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang dan
jasa-jasa masih sangat terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang sangat pokok dengan menggunakan teknologi yang
masih sangat sederhana.
2)
Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah
meluas.
Dalam tahap ini,
perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah terjadi juga perdagangan,
tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin hanya bersifat antar keluarga di
suatu dusun, kampung atau pedesaan, dimana diantara para pelaku satu sama lain
mungkin masih saling mengenal. Pasar (terutama dalam arti fisik) memang
cenderung untuk berada di tempat yang relatif ramai, meskipun berlokasi di
daerah pedesaan. Dengan semakin berkembangnya perdagangan, maka pasar akan
semakin ramai pula, seingga lama-kelamaan berkembang menjadi suatu kawasan yang
disebut kota yang melahirkan perekonomian kota.
3)
Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi
sudah berorientasi ke pasar (market oriented) yaitu barang diproduksi untuk
dijual ke pasar.
Pada tahap ini
produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan selangkah lagi dimana hampir
semua kegiatan ekonomi perkotaan dan pedesaan di suatu negara sudah semakin
terintegrasi. Begitu pula batas wilayah kekuasaan antara satu negara dengan
negara lainnya sudah semakin jelas.
Teori Perkembangan Ekonomi Menurut W. W.
Rostow.
Rostow yang berasal dari Texas
University mengajukan lima tahap pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a)
Masyarakat Tradisional.
Tahap ini adalah tahap paling awal
dari pertumbuhan ekonomi, yang menurut
Rostow mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·
Kebiasaan-kebiasaan lama menentukan organisasi
dan metoda produksi.
·
Dampak sains teknologi terhadap kegiatan ekonomi
relatif kecil.
·
Masyarakat merasa tidak memerlukan perubahan.
Ketiga karakteristik utama ini satu
sama lain saling berkaitan sehingga yang satu sering merupakan akibat bagi yang
lain.
b)
Prakondisi untuk Take-off.
Tahap kedua
adalah tahap transisi dari tradisional ke take-off. Pada tahap ini prasyarat-prasyarat untuk
take-off dibangun atau tercipta. Di negara-negara Eropa Barat
prasyarat-prasyarat ini diciptakan secara perlahan-lahan, yaitu sekitar akhir
abad XV dan awal abad XVI, yaitu pada waktu abad pertengahan berakhir dan abad
modern dimulai.
c)
Periode Take-off.
Menurut Rostow
waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20 sampai dengan 30
tahun.
d)
Dorongan menuju kematangan (Drive to Maturity).
Tahap ini
memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika masyarakat
secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber ekonomi.
e)
Konsumsi tinggi dan besar-besaran (High-mass
consumption).
3.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Salah satu
tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang seperti negara
kita, negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti perlu juga meningkatkan
laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan,
dan investasi.
Peningkatan laju
pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi berbagai kendala, salah satunya
yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena
tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat
pendapatan rendah. Dankarena itu semua berakibat pada laju investasi, laju
investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas
indonesia.
Tahapan Perencanaan Pembangunan:
·
Penyusunan Rencana
·
Penetapan Rencana
·
Pengendalian Pelaksanaan Rencana
·
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
a)
Penyusunan Rencana
·
Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang
bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.
·
Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan
rencana kerja.
·
Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk
penyelarasan rencana pembangunan.
·
Penyusunan rancangan akhir perencanaan
pembangunan.
b)
Penetapan Rencana
·
Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga
mengikat semua pihak untuk melaksanakannya.
·
RPJP Nasional-UU.
·
RPJP Daerah-Peraturan Daerah.
·
RPJM & Tahunan Nasional-PP.
·
RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.
c)
Pengendalian Pelaksanaan Rencana
·
Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan.
·
Dilakukan oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD.
·
Dihimpun dan dianalisis oleh Menteri/Kepala
Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan.
d)
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
·
Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi
untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.
·
Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja
mencakup input, output, result, benefit, dan impact.
·
Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan
evaluasi kinerja pembangunan yang terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.
Dokumen Perencanaan
·
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan
dibentuknya pernerintahan Negara Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan UUD
1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan Nasional.
·
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat
strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk
arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
·
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah
Indonesia pada tahun 2011. Dalam masterplan tersebut, pemerintah menargetkan
pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh hingga delapan persen per tahun mulai
2013. Hal itu bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara
dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini mencakup investasi senilai
USD 470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada swasta melalui
program kerja sama pemerintah dan swasta.
4.
Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan
Ekonomi.
Terdapat
beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi, yaitu
sebagai berikut.
a.
Pendapatan Nasional
Tingkat
pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi nasional yang
tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang dihasilkanbesar dan tingkat
kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi dapat dianggap
berhasil.
b.
Pendapatan per Kapita
Keberhasilan
pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan per kapita.
Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan sejauh mana
kemampuan penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan
per kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah
negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
c.
Distribusi pendapatan
Distribusi
pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Jika hanya sebagian
kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya berpendapatan
rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi pendapatan yang
timpang atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan
investasi karena penduduk berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d.
Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya
semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan semakin maju suatu
negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya proporsi
kontribusi sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi yang penting
bagi tingkat kemajuan ekonomi.
e.
Kesempatan kerja
Apabila suatu
negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang tinggi (full
employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju perkembangan ekonominya.
HaI ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi, meningkatnya lapangan kerja
baru, dan berkurangnya pengangguran.
f.
Stabilitas ekonomi
Tingkat
perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan kesempatan
kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam negeri. Suatu negara
dikatakan berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila mampu menjaga
stabilitas ekonominya.
g.
Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya
setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang sebab jika neraca
pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas negara tersebut.
Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik
dibandingkan kondisi seimbang karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi
negara tersebut.
5.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan
Ekonomi.
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada
hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi
yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber
daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
Sumber daya
alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan
iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah
bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi
(disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya
manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan
kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu,
sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor
nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan
politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
6.
Manfaat Pembangunan Ekonomi.
Dengan melihat tujuan pembangunan
ekonomi yang telah diuraikan diatas, dapat diuraikan manfaat pembangunan
ekonomi yang dilakukan suatu negara. Adapula manfaatnya antara lain:
1)
Dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan
negara dan masyarakat akan meningkat.
2)
Masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan
pilihan, baik untuk mengkonsumsi atau memproduksi.
3)
Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada
manusia untuk menguasai alam dan mempertinggi kebebasan manusia untuk melakukan
berbagai tindakan.
4)
Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk
memilih kesenangan yang lebih luas.
5)
Pembangunan ekonomi dapat mengurangi perbedaan
antara kaum kaya dengan kaum miskin.
7.
Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a.
Pengertian Negara Sedang Berkembang
Negara sedang
berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur
yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang
dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan dunia ketiga,
sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang Dingin.
Perkembangan
mencakup perkembangan sebuah infarstruktur modern (baik secar fisik maupun
institusional) dan sebuah pergerakan dari sector bernilai tambah rendah seperti
agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju biasanya memiliki
system ekonomi berdasakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menahan
sendiri.
Penerapan
istilah negara berkembang keseluruh negara yang kurang berkembang dianggap
tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara miskin, yaitu ngara
yang tidak mengalami pertumbuhan situasi skonominya dan juga telah mengalami
periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam hal ini
Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang. Hal itu dikarenakan
di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan penduduk Indonesia,
infrastruktur yang masih belum memadahi.
b.
Ciri-Ciri Negara Sedang Berkembang.
Ciri-ciri sedang berlembang menurut
Meir dan Baldwin, yaitu sebagai berikut:
1) Produsen
Barang-Barang Primer Negara sedang berkembang pada umumnya mempunyai struktur
produksi yang terdiri dari bahan pokok dan bahan makanan. Sebagian besar
penduduknya bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar pendapatan nasional
berasal dari sektor pertanian (primer). Sedangkan yang berkerja di sektor
sekunder dan sektor tersier hanya sebagian kecil saja. Pemusatan pada kegiatan
produksi di sektor primer ini disebabkan oleh adanya factor-faktor produksi
tanah dan tenaga kerja yang relatif banyak di negara sedang berkembang. Oleh
karenanya, sesuai dengan prinsip keunggulan komparatif dan biaya komparatif,
maka negara-negara sedang berkembang lebih banyak menggunakan tanah dan tenaga
kerja dalam kegiatan produksi mereka.
2) Masalah
Tekanan Penduduk Masalah tekanan penduduk dapat berbentuk : pertama, adanya
pengangguran di daerah perdesaan. Pengangguran ini disebabkan oleh sempitnya
luas lahan disbanding jumlah penduduk yang bermukim disitu. Kedua, Pertumbuhan
jumlah penduduk yang cepat. Hal ini disebabkan antara lain oleh menurunnya
tingkat kematian dan semakin tingginya tingkat kelahiran di negara-negara
sedang berkembang; dan ketiga, Tingkat kelahiran yang tinggi tersebut
menyebabkan amkin besarnya beban tanggungan orang tua, sehingga menurunkan
tingkat konsumsi rata-rata. Keadaan tersebut disebabkan oleh tingkat produksi
yang relatif tetap dan rendah.
3) Sumber
Daya Alam Belum Banyak Diolah Di negara-negara sedang berkembang, sumberdaya
–sumberdaya alam belum banyak dimanfaatkan sehingga masih bersifat potensial.
Sumber daya alam tersebut belum dapat menjadi sumberdaya-sumberdaya yang riil
karena kurangnya kapital, tenaga ahli, dan wiraswasta.
4) Penduduk
Masih Terbelakang Penduduk di negara-negara sedang berkembang relatif masih
terbelakang secara ekonomis. Hal ini berarti bahwa kualitas penduduknya sebagai
factor produksi (tenaga kerja) rendah. Mereka masih merupakan factor produksi
yang kurang efisien dan mobilitas kerjanya rendah baik secara vertical maupun
horizontal.
5) Kekurangan
Kapital Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan menggunakan konsep
lingkaran tak berujung pangkal (vicious circle). Kekurangan kapital disebabkan
oleh rendahnya investasi, sedang rendahnya investasi disebabkan oleh rendahnya
tingkat tabungan. Rendahnya tingkat tabungan disebabkan oleh rendahnya
pendapatan, sedang rendahnya pendapatan karena tingkat produktivitas yang
rendah dari tenaga kerja, sumber daya alam, dan kapital. Rendahnya
produktivitas disebabkan oleh keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya
sumber daya alam yang secara optimal, dan kurangnya kapital. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa negara itu miskin karena miskin.
6) Orientasi
Perdagangan Luar Negeri Negara sedang berkembang biasanya mengekspor
komoditi-komoditi primer. Ekspor komoditi-komoditi primer tersebut kadangkala
bukan berarti menunjukkan adanya surplus dalam negeri, tetapi sebenarnya karena
ketidakmampuan dalam mengolah komoditi-komoditi tersebut menjadi lebih berguna.
c.
Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang
Berkembang.
a) Kemiskinan.
Kemiskinan
merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik ukuran
batas kemiskinan yang berbedadengan negara lain. Pemerintah Indonesia
memberikan perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami
masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan
persentase penduduk miskindengan berbagai cara, antara lain subsidi silang.
Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan harga BBM
untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin sedikit
demi sedikit dikurangi dan nantinyadihilangkan sama sekali. Subsidi untuk
minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah
mampumembeli minyak tanah.
b)
Keterbelakangan.
Masalah
keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas sumber daya manusia.
Disamping itu, masalahketerlebakangan sangat erat hubungannya dengan rendahnya
tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya
fasilitas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin masyarakat.Untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia berupaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia,misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Persentase alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya
ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana
dan prasarana belajar,seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran
yang kurang dan murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah.
c)
Pengangguran.
Masalah lain yang
dihadapi negara berkembang dalam pembangunan ekonomi selain kemiskinan dan
keterbelakangan, masalah keterbatasan lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran
timbul karena ketimpangan an-tara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan
pekerjaan yang tersedia.
Hal ini biasa
terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi
perubahanstruktur ekonomi dari negara agraris menjadi Negara industry. Negara
berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk yanglebih cepat daripada pertumbuhan
kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah pengangguran, pemerintahan melakukan
pelatihan kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai denganlapangan
kerja yang tersedia. Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai
latihan kerja (BLK). Melalui programini diharapkan peserta pelatihan dapat
mengembangkan bakat dan keahlian untuk bekerja atau bahkan membuka usaha
sendiri.
d)
Kekurangan Modal
Kekurangan modal
adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami proses pembangunan
ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat dalam percepatan pembangunan,
tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar
darikemiskinan.Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian memerlukan modal
yang besar. Negara berkembang mengalamikesulitan yang sama, yaitu kekurangan
modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal
yangrendah.Untuk mengatasi kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik
dari dalam maupun luar negeri. Misalnya BUMN menawarkan saham kepada investor
agar bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan investasi, diharapkan tabungan
permintahan juga meningkat. Jika tabungan pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan
pun akan lebih banyak.
e)
Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang
dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan ekonomi adalah
masalah pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian yang sedang
terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu,
dilihat dari hal hak penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh
kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini disebabkansistem perekonomian yang terlau
terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan.
8.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan.
Kebijakan
ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi adalah untuk
meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain
kebijakan ekonomi diperlukan juga kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial
yang menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
1)
Kebijakan Mikro.
Kebijakan mikro adalah kebijakan
pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan
yang dilakukan oleh atau disektor mana
dan diwilayah mana perusahaan yang bersangkutan beroperasi.
Contoh kebijakan pemerintah :
a)
Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola
hubungan kerja (manajer dengan para pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
b)
Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.
c)
Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua
sektor dan lain-lain.
d)
Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk
melindungi produsen atau konsumen.
2)
Kebijakan Meso.
Kebijakan Meso di bagi menjadi 2
arti yaitu :
1. Kebijakan ekonomi meso dalam arti
sektoral adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditunjukan pada sektor-sektor tertentu.
Setiap departemen pemerintah mengeluarkan kebijakan sendiri, yang bisa sama /
berbeda, untuk sektornya. Kebijakan ini mencangkup keuangan, distribusi,
produksi, tata niaga, sistem pengadaan bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk
system penggajian, investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan sebagainya.
2. Kebijakan ekonomi meso dalam arti
regional adalah kebijakan ekonomi yang ditunjukan pada wilayah tertentu.
Misalnya, kebijakan industri regional dikawasan timur Indonesia (KTI) yang
menyangkup kebijakan industry regional, kebijakan investasi regional, kebijakan
fiscal regional, kebijakan pembangunan infrastruktur regional, kebijakan
pendapatan, dan pengeluaran pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan
regional, kebijakan pendapatan, kebijakan perdagangan regional, dan sebagainya.
Kebijakan ekonomi regional bisa dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
3)
Kebijakan Makro.
Kebijakan ini mencakup semua aspek
ekonomi pada tingkat nasional, misalnya kebijakan uang ketat (kebijakan
moneter). Kebijakan makro ini bisa mempengaruhi kebijakan meso (sektoral atau
regional), kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Instrumen yang
digunakan untuk kebijakan ekonomi makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran
pemerintah melalui APBN, ketetapan pemerintah dan intervensi langsung di pasar
valuta untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus
Tambunan, 1996).
Untuk menjalankan kebijakan yang
sudah dijelaskan tersebut harus disusun strategi tertentu. Berikut ini strategi
pembangunan ekonomi di Indonesia.
1.
Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi
Indonesia dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau.
Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik
komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam
empat tahap :
1)
Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian,
misalnya ibukota provinsi.
2)
Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat
ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
3)
Validasi untuk memastikan sejalan dengan
pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem
infrastruktur serta fasilitas.
4)
Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna
menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan kawasan
pemrosesnya.
2.
Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal
maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan
sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke
sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan
serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi
merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi
produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini,
aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau
pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan
tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang
melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta
jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3.
Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu
pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada
beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan
finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas
pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan
level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset
dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif
serta menaikkan anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional,
termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan
riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan
pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan
pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut
pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu
negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi. Keberhasilan pembangunan suatu negara
terletak pada pelaku utama atau subjek dari aktivitas pembangunan ekonomi itu
sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu masyarakat. Keberhasilan pembangunan
ekonomi akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara
karena dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan
meningkat.
B.
Saran
Untuk mendukung
keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara sebaiknya mengelola dengan
baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, serta keahlian
atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya.
Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-sumber
ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya ekonomi rill. Dan
dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan, dan
teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu usaha
peningkatan produksi.
Editor: MID group
0 Komentar